Melek Internet Untuk Anda

BIOSKOP MELEKNET

BIOSKOP MELEKNET
Sekedar pengingat, sejak pertama kali rilis tahun 2004 lalu, sekuel-sekuel SAW hadir sebagai film tahunan untuk perayaan Halloween dan sukses mendapatkan perhatian para pecinta film


Selasa, 23 November 2010

The Last Exorcism

Movie Details
Theatrical Release : 24 September 2010 (ID)
Genre : Horror • Drama
Run Time : 1 hour 30 minutes
Rated : Dewasa
Website : http://www.thelastexorcism.com
Facebook : http://www.facebook.com/thelastexorcism
Twitter : http://twitter.com/lionsgatehorror
Cast & Crew :
Director Daniel Stamm
Producer Ron Halpern • Huck Botko • Andrew Gurland
Starring Patrick Fabian • Ashley Bell • Iris Bahr • Louis Herthum • Caleb Landry Jones

The last exorcism adalah sebuah film horror yang dikemas dalam bentuk mockumentary, sebuah metode pembuatan sebuah film selayaknya film documenter yang belakangan ini mulai sering digunakan. Sebut saja [REC] dan sekuelnya, [REC]2, Paranormal Activity yang begitu sensasional, atau produk lokal, te[rekam], sebagai contoh lain dalam menerapkan formula ini. Mockumentary Horror dianggap ampuh untuk lebih menimbulkan suasana dan sensasi horror dari setting yang seolah-olah dan dibuat se-nyata mugkin.

Menceritakan tentang Cotton Marcus, seorang pendeta yang mulai berkhutbah sejak dari Ia remaja dimana lambat laun seiring perjalanan hidupnya dia berprofesi menjadi seorang pengusir setan. Pendeta Cotton melakukan pengusiran setan selama bertahun-tahun atas nama Gereja untuk uang, tanpa mempercayai proses Exorcism itu sendiri. Karena memang dalam keyakinan dirinya dia hanya mempercayai Tuhan, tanpa pernah mempercayai keberadaan Iblis.

Sampai suatu saat, Cotton yang diperankan oleh Patrick Fabian ini ingin meluruskan atas apa yang selama ini ia lakukan dengan terlibat pada produksi sebuah film dokumenter yang menceritakan dirinya sebagai seorang Exorciser berikut juga sebuah prosesi Exorcism terakhir yang akan ia lakukan untuk mengungkapkan semua tipu muslihat yang ia gunakan selama proses exorcism. Namun kali ini keimanannya diuji pada Nell, seorang putri petani yang diyakini sedang kerasukan setan.

Film ini tampil menawan pada pengembangan karakter setiap tokoh yang diciptakan, terutama pada karakter Cotton Marcus yang begitu jelas terlihat perubahannya pada awal dan akhir film. Apalagi didukung dengan totalitas acting para pemain yang seakan-akan sudah fasih melakonkan perannya dalam format mockumentary, terlihat begitu natural. Hal inilah yang membuat konsep dan pengemasan Mockumentary dalam film ini benar-benar telihat jenius dan tidak bisa dibilang buruk, pun pada hasil pengambilan gambar yang terlihat halus dan terkesan cukup rapi.

Namun sayang, segala kesempurnaan elemen akting dan gambar tersebut tidak diimbangi dengan penyajian story line yang kuat. Hanya istimewa pada ide cerita namun lemah pada pengembangannya yang mengakibatkan film ini terkesan berjalan lambat dan begitu membosankan. Dan parahnya lagi, scene pengenalan dan atau segala scene-scene yang seharusnya bisa dipersingkat pun disuguhkan di awal hingga menuju bagian akhir film dengan durasi yang begitu lama tanpa adanya kejutan ataupun sesuatu yang baru dan membuat saya yang notabene susah untuk menyukai film-film documenter menjadi benar-benar sempat berniat untuk WO.

Selain itu, sensasi mengagetkan, menegangkan, menakutkan, atau pembentukan suasana mencekam dalam film sebagai elemen utama film horror yang lazimnya digunakan pun tidak akan banyak ditemukan dalam film ini. Semuanya seolah disajikan dalam porsi yang begitu tanggung atau bahkan terkesan minim untuk bisa dikonsumsi. Yah sayang memang, film yang harusnya dieksekusi ke dalam sajian yang lebih menarik dan menakutkan ini harus tunduk pada segala kelemahan-kelemahan tersebut.

Akan tetapi, seolah membayar semua kecacatan pada film berdurasi 87 menit ini, The Last Exorcism berhasil membuat saya sedikit terhibur dan juga sempat tercengang atas segala tipu muslihat Cotton yang ditunjukkan dengan beberapa “trick sulap” pengusiran setan yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya namun konyol. Begitu pula pada bagian akhir, sang sutradara ternyata berhasil “menipu” dan menyuguhkan penyelesaian film yang briliant untuk dikonsumsi tanpa harus berharap lebih untuk film ini.

Review
Good Point
  • Film ini tampil menawan pada pengembangan karakter setiap tokoh yang diciptakan, terutama pada karakter Cotton Marcus yang begitu jelas terlihat perubahannya pada awal dan akhir film. Apalagi didukung dengan totalitas acting para pemain yang seakan-akan sudah fasih melakonkan perannya dalam format mockumentary, terlihat begitu natural.
  • pada hasil pengambilan gambar yang terlihat halus dan terkesan cukup rapi.
Bad Point
  • Namun sayang, segala kesempurnaan elemen akting dan gambar tersebut tidak diimbangi dengan penyajian story line yang kuat.
  • Dan parahnya lagi, scene pengenalan dan atau segala scene-scene yang seharusnya bisa dipersingkat pun disuguhkan di awal hingga menuju bagian akhir film dengan durasi yang begitu lama tanpa adanya kejutan ataupun sesuatu yang baru
Do you recommend? Yes
By: ardnas20.wordpress.com

Download Link:
http://www.maknyos.com/uo0d50dv9m3g/twitz-exorc-xvid.avi.html
All Pass
www.indofiles.org

Link Lain
http://www.indoexe.com/ekxra1ratroq/tleLKRG.avi
http://www.maknyos.com/znownidh0lyw/tleLKRG-maknyos.com.avi.html
Password : nzw2@indofiles.org




Artikel Terkait:

Comments :

1
Anonim mengatakan...
on 

Subtitlenya kok g da bos????

Posting Komentar

Tuliskan nama (nick name) untuk memudahkan merespon komentar yang anda tuliskan. Berkomentarlah dengan baik demi kenyamanan bersama.

 

MelekNET Copyright © 2010 by MelekNET Powered By Blogger, IDFL Design by ET